Niat karena ALLAH Ta’ala

SEMUT DAN KEKASIHNYA

Alkisah, Nabi Daud A.S. melewati padang pasir. Ayah Nabi Sulaiman yang oleh orang Nasrani dipanggil dengan ‘David‘ itu melihat seekor semut mengangkut debu dari gundukan pasir.

Semut membawa debu itu ke tempat lain, satu demi satu.
Satu. Satu. Satu…

Daud heran. Beliau minta pada Allah agar diberitahu rahasia sang semut.

💐

”Saya punya kekasih yang menetapkan satu syarat kalau mau dapetin dia,” kata hewan kecil itu kepada Daud.

Apaan sih syarat kekasihmu itu?

“Syarat untuk bersatu dengan dia, saya harus memindahkan semua debu dari tempat itu ke sini…” ♧

(“Edan,” kata Anda dalam hati barangkali. Ini cinta apa cintaaa ? )

“Lama dong, mindahin gundukan besar debu itu ke tempat ini?” tanya Daud, “Lagi pula, mana cukup umurmu untuk bisa memindahkan semua debu itu sampai selesai?”

”Saya tahu. Tapi kebahagiaan saya terletak di sana: yakni ntar kalau saya mati di jalan ini, niscaya saya mati di jalan kekasih saya,” jawab semut.

🍀

Nabi Daud A.S. tercekam…

Subhanallah. Ia menjadikan semangat ‘jihad’ si semut pelajaran bagi dirinya.

♡ Kira-kira, kalau boleh beranalogi, begitulah agaknya jika orang hendak mati di jalan Allah, “Sang Kekasih” sejati.

♡ Allahumma solliy ‘alaa Muhammad wa aali Muhammad.

🌺

Dari Ibu Indira Abidin, founder Lavender Ribbon Cancer Support Group

—-

Dari cerita ini aku memaknainya sebagai pentingnya niatan karena Lillahita’ala agar semua yang dikerjakan punya makna. Mencoba beberapa tahun menerapkan niatan Lillahita’ala bagiku ga semudah diucapkan. Tapi, seiring dengan bertambahnya pengalaman, bacaan, dan nasihat dari orang-orang, pelan-pelan aku mulai paham.

Pertama, yang aku dapet adalah dengan berilmu kita bisa lebih mudah meluruskan niat Lillahita’ala dalam setiap pekerjaan kita. Bagaimana caranya supaya berilmu? Dengan membaca. Ini yang paling mudah buatku karena aku suka baca. Baca buku yang bertemakan Islam, artikel dari internet, bahkan broadcast message di What’sapp Group. Metode lain bisa diterapkan tergantung masing-masing style belajar.

Kedua, menerapkan ilmu yang sudah didapatkan dengan segera dan sesering mungkin, misalnya bekerja dengan profesional dengan dasar bahwa sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat. Hanya dengan bekal niat “memberikan manfaat”, InsyaALLAH pekerjaan bisa dikerjakan dengan lebih profesional.

Niatan melayani suami karena sebaik-baiknya perhiasan adalah istri sholehah. Apa saja kriteria istri sholehah? Yaitu, apabila diperintah ia taat, apabila dipandang menyenangkan hati suaminya, dan apabila suaminya tidak ada dirumah, ia menjaga diri dan harta suaminya. Kalau soal patuh atau nurut sama suami, aku masih belajar banget soalnya aku terbiasa hidup mandiri selama ini, jadi egoku juga besar.

Ketiga, selalu hadirkan ALLAH SWT di hati kita. Ketika kita sholat, berdoa, berzikir. Ketika kita mendapat hal-hal yang menyenangkan. Ketika kita mendapat musibah. Dengan terus mengingat ALLAH SWT, pelan-pelan kita akan merasa dekat dan cinta dengan ALLAH SWT sehingga memudahkan kita untuk meluruskan niat. Kalau dari cerita semut di atas, si semut mau melakukan sesuatu untuk kekasihnya karena dia merasa dekat, karena dia cinta.

Semoga cerita Semut dan Kekasihnya di atas bisa mensimplifikasi makna berjuang atas dasar cinta terhadap kekasihnya. 🙂